Seorang ibu duduk disamping seorang pria dibangku
dekat Taman-Main CJ diWest Coast Park pada suatu
minggu pagi yang indah cerah.
“Tuh.., itu putraku yang disitu,” katanya, sambil
menunjuk kearah seorang anak kecil dalam T-shirt
merah yang sedang meluncur turun dipelorotan.
“Wah, bagus sekali bocah itu,” kata bapak itu. “Yang
sedang main ayunan di bandulan pakai T-shirt biru itulah anakku,” sambungnya.
Lalu, sambil melihat arloji, ia memanggil putranya.
“Ayo Jack, gimana kalau kita sekarang pulang?”
Jack, setengah memelas, “Kalau lima menit lagi,
boleh yahhh, sebentar lagi,ayah, boleh kan?”
“Cuma tambah lima menit kok, yaaa…?”
Pria itu mengangguk dan Jack meneruskan main ayunan
memuaskan hatinya. Menit menit berlalu, sang ayah
berdiri, memanggil anaknya lagi.
“Ayo, ayo, sudah waktunya berangkat?” Lagi-lagi Jack memohon,
“Ayah, lima menit lagilah. Cuma lima menit tok, ya?”
Pria itu bersenyum dan bilang, “OK lah, iyalah…”
“Wah, bapak pasti seorang ayah yang sabar,” ibu itu menanggapinya.
Pria itu tersenyum, lalu berkata, “Putraku yang lebih tua,
John, tahun lalu terbunuh selagi bersepeda dekat-dekat sini.
Oleh sopir mabuk. Aku tak pernah memberikan cukup waktu untuk bersama John, sekarang apapun ingin kuberikan demi dan asal
saja saya bisa bersamanya biarpun hanya untuk lima menit
lagi. Aku bernazar tidak akan mengulangi kesalahan yang sama
lagi terhadap Jack. Ia pikir ia dapat lima menit ekstra tambahan untuk berayun. Padahal, sebenarnya, sayalah yang memperoleh tambahan
lima menit memandangi dia bermain.”
Hidup ini bukanlah suatu lomba. Hidup ialah masalah membuat prioritas.
Prioritas apa yang anda miliki saat ini? Berikanlah pada seseorang yang
kau kasihi, lima menit saja dari waktumu, dan engkau pastilah tidak akan
menyesal selamanya.